Drama thriller psikologis Hunter with a Scalpel langsung menyita perhatian sejak episode pertama berkat sosok villain-nya yang mengerikan: Yoon Jo Kyun (Park Yong Woo), seorang psikopat tanpa cela yang membunuh dengan sadis dan tanpa ampun. Tidak ada misteri di balik identitas pembunuh berantai ini; penonton langsung disuguhi kekejamannya yang ekstrem sejak awal.
Jo Kyun tidak sekadar membunuh; ia menciptakan “karya seni” dari korbannya. Ia memilih korban secara acak, memperlakukan mereka sebagai bahan eksperimen dalam ritual pembunuhannya yang terencana dengan cermat. Bayangkan, ia bahkan menyusun tubuh korban menggunakan benang merah, sebuah simbol kepemilikan yang menjijikkan. Ini bukan sekadar pembunuhan; ini adalah manifestasi obsesi artistik yang mengerikan. Kekejamannya bukan didorong oleh dendam atau amarah, melainkan oleh kenikmatan sadis yang ia rasakan.
Namun, yang membuat Yoon Jo Kyun semakin mengerikan adalah kemampuannya untuk berkamuflase di tengah masyarakat. Di balik topeng kesopanan dan kebaikannya, ia adalah predator yang licik. Ia mampu menjalin komunikasi yang baik dengan orang-orang di sekitarnya, bahkan dengan para penyelidik yang mengejarnya. Kemampuannya untuk menyembunyikan identitas aslinya ini membuatnya semakin berbahaya dan sulit diendus.
Lebih jauh lagi, hubungannya dengan putrinya sendiri, Seo Se Hyun (Park Ju Hyun), menambah lapisan kegelapan pada karakternya. Se Hyun bukan hanya saksi bisu, tetapi juga “asisten” dalam kejahatan ayahnya sejak kecil. Ia dipaksa untuk terlibat dalam pembersihan jejak pembunuhan, sebuah manipulasi psikologis yang mengerikan. Ironisnya, sebagai dokter forensik dewasa, Se Hyun kerap kali mengautopsi mayat-mayat korban ayahnya sendiri.
Alih-alih merasa bersalah, Jo Kyun justru bangga akan “kerjasama” dengan putrinya, melihatnya sebagai ikatan darah yang unik dan pemahaman yang hanya mereka berdua miliki. Baginya, keluarga bukanlah sebuah ikatan kasih sayang, melainkan bagian tak terpisahkan dari proyek mengerikannya. Ini bukan sekadar hubungan ayah-anak, melainkan bentuk obsesi yang sakit dan ekstrem.
Ketiga ciri psikopat ekstrem ini—keinginan untuk menciptakan “karya seni” dari korban, kemampuan berkamuflase yang sempurna, dan obsesi yang mengerikan terhadap putrinya sendiri—membuat Yoon Jo Kyun menjadi villain yang tak terlupakan dalam Hunter with a Scalpel. Ia mewakili sosok psikopat yang dingin, manipulatif, narsistik, dan sangat berbahaya, menunjukkan betapa mengerikannya kejahatan yang didorong oleh obsesi simbolik yang terdistorsi.
Ringkasan
Yoon Jo Kyun dalam drama Hunter with a Scalpel digambarkan sebagai psikopat ekstrem yang membunuh dengan sadis dan memperlakukan korbannya sebagai “karya seni”. Ia bukan hanya pembunuh berantai, tetapi juga seorang manipulator yang licik dan mampu berkamuflase di tengah masyarakat, sehingga sulit dideteksi. Kemampuannya berbaur dengan sempurna memperburuk tingkat bahaya yang ditimbulkannya.
Hubungannya dengan putrinya, Seo Se Hyun, menambah kompleksitas kejahatannya. Se Hyun dipaksa terlibat dalam kejahatan ayahnya sejak kecil dan bahkan mengautopsi korban ayahnya sendiri sebagai dokter forensik. Ikatan antara ayah dan anak ini justru menjadi manifestasi obsesi yang sakit dan ekstrem, bukan ikatan kasih sayang. Ketiga ciri ini—kekejaman artistik, kemampuan berkamuflase, dan keterlibatan putrinya—membuatnya menjadi villain yang mengerikan.