Once Upon A Broken Heart: Review Jujur & Apakah Layak Dibaca?

Irul Seo

Bayangkan, jika keyakinan kita akan cinta sejati, yang terukir indah sejak kecil melalui dongeng putri dan pangeran berkuda putih, ternyata hanyalah sebuah ilusi semata. Jika patah hati mampu memanggil kutukan, dan sebuah permintaan sederhana berpotensi mengubah nasib banyak orang. Konsep-konsep memikat ini dengan brilian dianyam oleh Stephanie Garber dalam novelnya, “Once Upon A Broken Heart”, yang pertama kali terbit pada tahun 2021. Novel ini menawarkan perpaduan memukau antara fantasi modern yang kaya dengan nuansa romansa kelam, di mana takdir menjadi pertaruhan yang tak terduga.

Kisah ini berpusat pada Evangeline Fox, seorang gadis yang tumbuh besar dengan dongeng dan menanamkan kepercayaan mendalam pada keajaiban cinta sejati. Namun, idealismenya hancur berkeping-keping ketika pria yang dicintainya memilih untuk menikahi Marisol, saudara tirinya sendiri. Dalam keputusasaan yang mendalam, Evangeline melakukan tindakan yang tak pernah terbayangkan: ia meminta bantuan dari Jacks, sang Prince of Hearts yang misterius. Jacks, salah satu Takdir yang memiliki kemampuan untuk mengabulkan permintaan, menuntut imbalan yang sangat mahal sebagai gantinya.

Tanpa berpikir panjang, Evangeline menyetujui kesepakatan aneh Jacks, di mana ia harus membayar dengan tiga ciuman tanpa mengetahui kapan, di mana, atau kepada siapa ciuman tersebut harus diberikan. Dari sinilah, bermula petualangan yang tak terduga, membuka gerbang menuju “The Magnificent North”—sebuah dunia magis yang jauh lebih rumit dan penuh teka-teki dibandingkan kisah cinta putri dan pangeran yang ia kenal.

Salah satu kekuatan utama yang membuat “Once Upon A Broken Heart” menonjol adalah perkembangan karakter yang mendalam dan berlapis. Evangeline, yang pada awalnya digambarkan sebagai sosok naif dan terlalu percaya pada kekuatan cinta, secara perlahan bertransformasi menjadi karakter yang tangguh dan bijaksana. Ia belajar bahwa tidak semua masalah dapat diselesaikan hanya dengan harapan dan ketulusan hati.

Cadangan Serupa:  Ejen Ali Movie 2: Petualangan Baru, Emosi Meledak!

Sementara itu, Jacks tampil sebagai sosok yang penuh teka-teki dan sulit ditebak. Apakah ia pahlawan yang menyamar di balik topeng kegelapan? Atau justru penjahat berhati batu yang dingin? Sepanjang cerita, pembaca akan terus dibuat bimbang dan bertanya-tanya, “Apa sebenarnya keinginan Jacks?” Meskipun karismatik dan manipulatif, Jacks juga menyimpan kesedihan yang dalam, menjadikannya tipe karakter yang menyebalkan namun sulit untuk dibenci.

Menariknya, “Once Upon A Broken Heart” bukanlah sekadar kisah dongeng biasa. Novel ini berani menantang konsep cinta sejati yang seringkali diromantisasi, dan secara tajam menyoroti bagaimana harapan yang terbangun dari angan-angan pribadi justru dapat membutakan seseorang dari kebenaran yang sesungguhnya. Dalam narasi ini, cinta bukan hanya sekadar perasaan manis yang menghangatkan, tetapi juga menjelma menjadi alat, senjata, bahkan sebuah jebakan yang berbahaya.

Secara keseluruhan, “Once Upon A Broken Heart” adalah sebuah novel yang sangat menyenangkan untuk dibaca, dan akan sangat cocok bagi para pembaca yang menyukai kisah romantis dengan sudut pandang yang segar dan tidak konvensional. Novel ini akan mendorong kita untuk merenungkan seberapa jauh kita rela melangkah demi cinta, dan apakah “akhir bahagia” selalu seperti yang selama ini kita bayangkan.

Sebagai informasi tambahan, kisah ini bersambung dalam seri selanjutnya yang berjudul “The Ballad Never After”. Saya pribadi tidak sabar untuk segera berbagi cerita mengenai novel seri kedua ini—mohon dinantikan, ya!

Ringkasan

Novel “Once Upon A Broken Heart” karya Stephanie Garber mengisahkan Evangeline Fox yang meminta bantuan Jacks, sang Prince of Hearts, setelah cintanya ditolak. Evangeline setuju membayar dengan tiga ciuman misterius, memulai petualangan di dunia magis The Magnificent North yang penuh teka-teki.

Cadangan Serupa:  Eminem Mau Mariah Carey Jadi Ibunya? Fakta Mengejutkan Terungkap!

Kisah ini menyoroti perkembangan karakter Evangeline dari naif menjadi tangguh dan Jacks yang misterius. Novel ini menantang konsep cinta sejati yang diromantisasi dan mengeksplorasi sisi gelap cinta sebagai alat, senjata, bahkan jebakan. “Once Upon A Broken Heart” cocok bagi pembaca yang menyukai kisah romantis dengan sudut pandang segar.