Lilo & Stitch: Ulasan Film Animasi Disney yang Menyentuh Hati

Irul Seo

Tanggung jawab memelihara hewan peliharaan seringkali terabaikan di tengah tuntutan kehidupan modern. Deadline pekerjaan yang menumpuk, keuangan yang terbatas, dan keinginan untuk berlibur bersama teman-teman seakan menggeser prioritas. Meskipun begitu, daya tarik hewan peliharaan tetap kuat. Siapa yang tak meleleh melihat kelucuan kucing, kepolosan anak gajah, atau kelincahan sugar glider? Video-video hewan menggemaskan di media sosial kerap memicu keinginan untuk memelihara hewan sendiri.

Namun, memelihara hewan adalah komitmen besar, bukan sekadar hiburan sesaat. Kasus warga Surabaya yang memelihara buaya muara karena dianggap “lucu” menjadi pengingat pentingnya tanggung jawab. Buaya yang awalnya tampak menggemaskan, akan tumbuh menjadi hewan buas yang membahayakan. Memegang hewan peliharaan berarti menerima seluruh konsekuensinya; mereka bukan sekadar mainan, melainkan bagian dari keluarga yang membutuhkan perawatan, pemahaman, dan kasih sayang.

Bicara tentang hewan peliharaan, saya teringat film Lilo & Stitch versi live action yang baru-baru ini saya tonton. Bukan penggemar berat film animasi Disney, saya sebenarnya menonton karena tertarik dengan promo yang ditawarkan. Kebetulan, pilihan film lain di hari itu didominasi genre horor, dan saya ingin menghindari mimpi buruk pasca-nonton.

Awalnya, saya tak berekspektasi tinggi. Poster film yang lucu sedikit menipu. Saya mengira ini hanya film live action biasa. Namun, pesan yang disampaikan ternyata sangat mendalam dan menyentuh. Ceritanya dikemas apik, penuh emosi, namun tetap ringan dan mudah dipahami oleh semua kalangan. Film ini sangat cocok untuk tontonan keluarga, karena menekankan pentingnya ikatan keluarga.

Film ini menceritakan Lilo, gadis kecil di Hawaii, dan Stitch, makhluk alien biru hasil eksperimen yang gagal. Lilo, gadis unik yang sering dianggap aneh, memiliki hati yang besar. Stitch, “hewan peliharaan” Lilo yang unik, merupakan perpaduan anjing, koala, dan alien. Awalnya, hubungan mereka mungkin tampak membingungkan, namun seiring berjalannya cerita, kita akan memahami ikatan unik mereka.

Cadangan Serupa:  Betrand Peto Resmi Kenalkan Aqila Zhavira pada Sarwendah?

Pertemuan Lilo dan Stitch terjadi di titik terendah kehidupan mereka: Lilo yang kesepian karena kehilangan orang tuanya, dan Stitch yang tersesat di bumi. Mereka berdua berantakan, aneh, dan membutuhkan teman serta kasih sayang. Hubungan mereka awalnya rumit, seperti hubungan tanpa status (HTS) anak muda zaman sekarang. Lilo yang dilarang memelihara hewan oleh kakaknya, Nani, berjuang keras untuk mendapatkan Stitch. Stitch sendiri sering membuat kekacauan, hingga membuat Nani kehilangan pekerjaan. Meskipun awalnya seperti air dan minyak, mereka akhirnya saling memahami.

Lagu “Hawaiian Roller Coaster Ride” menjadi latar musik yang pas saat Lilo dan Stitch menari Hula bersama, merepresentasikan ikatan mereka yang unik. Lirik lagu tersebut, “There is no place I’d rather be, than on my surfboard out at sea…Flying by on the Hawaiian Roller Coaster Ride“, menggambarkan kebebasan dan kebahagiaan yang mereka temukan bersama.

Pesan paling berkesan dari film ini adalah kutipan Lilo: “Ohana means family. Family means nobody gets left behind or forgotten.” Kalimat ini benar-benar menyentuh. Ohana, dalam bahasa Hawaii berarti keluarga, dan keluarga tidak akan meninggalkan satu sama lain. Kutipan ini membuat saya terenyuh dan ingin segera memeluk keluarga.

Yang membuat film ini menarik adalah penggambaran keluarga yang realistis, bukan keluarga ideal seperti di sinetron. Lilo hanya tinggal bersama kakaknya, Nani, seorang dewasa muda yang harus menjadi ibu dadakan. Nani digambarkan sebagai kakak yang temperamental, mirip seperti Kak Ros di Upin & Ipin. Ditambah lagi Stitch, makhluk yang sulit diatur, tetapi tetap dianggap sebagai bagian dari keluarga. Film ini mengajarkan bahwa keluarga tak selalu sempurna, tetapi tetap berharga.

Cadangan Serupa:  Aroma Semut: Cokelat, Lemon, Keju? Kejutan dari Dunia Serangga!

Lilo & Stitch menyampaikan pesan tentang pentingnya keluarga. Keluarga adalah tempat ternyaman untuk berbagi perasaan, mengatasi kesulitan, dan diterima apa adanya. Film ini merepresentasikan kita yang sering merasa asing dan terisolasi, namun keluarga selalu menjadi tempat untuk kembali. Keluarga bukan tentang kesempurnaan, tetapi tentang penerimaan dan kasih sayang.

Di akhir film, Stitch berkata: “This is my family. I found it, all on my own. It’s little and broken. But, still good. Yeah, still good.” Kalimat ini sangat menyentuh dan membuktikan bahwa keluarga bukanlah tentang kesempurnaan, melainkan tentang ikatan dan kasih sayang. Siapa sangka, film yang awalnya saya tonton karena promo, memberikan pelajaran hidup yang berharga.

Lilo & Stitch adalah film yang membuka mata, pikiran, dan hati tentang betapa berharganya keluarga. Keluarga tak selalu tentang ikatan darah, siapa pun bisa menjadi bagian dari Ohana. Film ini mengingatkan kita akan pentingnya keluarga dan tempat mereka dalam hidup kita.

Ringkasan

Film Lilo & Stitch live action menyajikan kisah mengharukan tentang Lilo, gadis kecil di Hawaii yang kehilangan orang tuanya, dan Stitch, makhluk alien yang menjadi “hewan peliharaan”-nya. Keduanya menemukan keluarga dan penerimaan satu sama lain, meskipun hubungan mereka awalnya penuh tantangan. Film ini menekankan pentingnya ikatan keluarga dan menerima kekurangan satu sama lain.

Pesan utama film adalah makna “Ohana” sebagai keluarga, di mana tidak ada yang tertinggal atau dilupakan. Film ini menampilkan gambaran keluarga yang realistis, bukan yang ideal, dengan konflik dan kekurangan, namun tetap penuh kasih sayang. Kutipan Lilo, “Ohana means family. Family means nobody gets left behind or forgotten,” dan pengakuan Stitch tentang keluarganya yang “kecil dan rusak, tapi tetap baik,” menjadi inti cerita yang menyentuh.

Cadangan Serupa:  Animasi Legenda Danau Parvana