Putra bungsu Iis Dahlia, Devano Danendra, baru-baru ini mencurahkan isi hatinya di media sosial, menanggapi tudingan miring yang menyebutnya tidak membela sang ibunda. Melalui Instagram dan Twitter, Devano berupaya menjelaskan perspektifnya sebagai anak muda yang tengah menghadapi tekanan publik.
Serangan cyberbullying yang menyebutnya anak durhaka membuat Devano terluka. Komentar-komentar negatif seperti, “Ibu lo nangis, lo kuatlah jangan lemah. Bela,” “Gimana deh lo nggak mau satu frame sama ibu lo sendiri?” dan “Gimana sih anaknya, mau gimana pun itu ibu lo dan lo harus bela!”, berulang kali ia terima. Namun, Devano menegaskan, “Saya pasti bela kok. Itu udah pasti karena saya anaknya, namun malu, takut dan cemas selalu ada di pikiran saya satu tahun belakangan ini.” Bukan karena malu pada keluarganya, melainkan rasa takut dan cemas yang mendalam akibat pemberitaan negatif yang berdampak pada kesehatannya mental.
Di unggahan Instagram-nya, Devano menuliskan, “I just wanted to be happy like the other kids,” mengungkapkan keinginannya untuk merasakan kebahagiaan seperti anak seusianya. Ia mengaku berjuang menghadapi risiko menjadi anak artis, “Saya sedang berjuang dengan risiko itu, risiko yang pernah membuat saya enggan untuk membuka mata di setiap harinya.” Ketakutan ini membuatnya lemah, bahkan sampai enggan bertemu banyak orang atau tampil di kamera saat sekolah daring. “Saya sayang sama diri saya sendiri. Saya harap teman-teman semua mengerti. Saya sayang sama keluarga, nggak mungkin saya nggak sayang,” tuturnya.
Dukungan mengalir deras di kolom komentar unggahan Devano. Para selebriti seperti Nola Baldy (“Peluk anak baik, anak kuat, anak hebat @devdanendra.”), Mima Shafa (“Put yourself and your mental health first, Dev! Semangat.”), Tarra Budiman (“Stay strong brother, do not let them make ur down, only yourself! Head up brother.”), dan Rossa (“Semoga orang yang membaca ini kirim doa dan support buat adek dan keluarga Teh Iis. Seandainya mereka tahu kalau Iis Dahlia adalah salah satu temanku yang hatinya paling baik dan selalu membantu teman-temannya. Semangat Ade.”) memberikan semangat dan dukungan.
Menyampaikan emosi melalui tulisan, seperti yang dilakukan Devano, terbukti efektif. Seperti yang dikutip dari The Times of India, menulis dapat menjadi saluran untuk mengungkapkan rasa sakit hati, kesedihan, atau kemarahan. Media sosial pun menjadi wadah bagi banyak orang untuk mencurahkan emosi negatif. Devano memilih cara ini untuk mengatasi perasaan terpendamnya, sebuah langkah positif untuk menjaga kesehatan mental.
Di Twitter, Devano menegaskan prinsip hidupnya, “Prestasi bukan sensasi. Satu kalimat yang selalu ada dalam diri gue.” Ia menekankan pentingnya mencari prestasi sejati, bukan hanya sensasi semata. “Lo itu nggak butuh kebohongan dan penambahan karakter dalam hidup lo, diri lo sendiri itu udah cukup untuk menjadi yang terdepan,” tulisnya. Devano memilih untuk fokus pada pencapaian, bukan hanya popularitas sesaat.
Kisah Devano menjadi pengingat betapa pentingnya menjaga kesehatan mental, terutama bagi anak muda yang berada di bawah sorotan publik. Semoga kejujuran dan keberaniannya dalam mengungkapkan perasaan dapat menginspirasi dan memberikan harapan bagi mereka yang menghadapi tantangan serupa. Semoga Devano selalu kuat dan tetap berprestasi.
Ringkasan
Devano Danendra, putra Iis Dahlia, mengungkapkan kesulitannya menghadapi cyberbullying dan tekanan publik. Ia merasa terluka oleh komentar-komentar negatif yang menuduhnya tidak membela ibunya, padahal rasa takut dan cemas akibat pemberitaan negatif lah yang membuatnya demikian. Devano menekankan bahwa ia mencintai keluarganya dan sedang berjuang untuk kesejahteraan mentalnya.
Ia mengungkapkan keinginannya untuk bahagia seperti anak muda lainnya, dan memilih menulis di media sosial sebagai bentuk ekspresi diri. Devano mendapatkan banyak dukungan dari para selebriti dan netizen. Ia juga menegaskan prioritasnya pada pencapaian prestasi sejati, bukan hanya popularitas semata, sebagai prinsip hidupnya.