Ada kalanya film berusaha terlalu keras untuk tampil canggih, justru berujung pada bencana visual. Penggunaan Computer-Generated Imagery (CGI) yang berlebihan dan tidak pada tempatnya, bukannya menambah nilai estetika, malah menciptakan kesan kaku, aneh, dan merusak nuansa cerita. Ironisnya, efek digital yang seharusnya memukau penonton justru menjadi titik terlemah film, mencabut emosi dan mengalihkan perhatian dari narasi utama. Berikut beberapa contoh penggunaan CGI yang konyol dan sama sekali tidak perlu dalam beberapa film:
1. The Thing (2011): Ketika prequel The Thing dirilis pada 2011, kekecewaan besar menyelimuti penggemar. Efek makhluk menyeramkan yang menjadi ciri khas film orisinal 1982, yang dibuat dengan efek praktis revolusioner karya Rob Bottin, diganti sepenuhnya dengan CGI. Hasilnya? Makhluk-makhluk tersebut terlihat kaku dan sama sekali tidak menakutkan, jauh dari efek praktis yang terasa nyata dan mengerikan pada versi aslinya. Ironisnya lagi, produksi awal film ini menggunakan efek praktis oleh tim profesional Alec Gillis dan Tom Woodruff Jr., lengkap dengan kostum, animatronik, dan boneka. Namun, studio merasa tampilan tersebut “terlalu 80-an” dan memutuskan untuk menggantinya dengan CGI dalam pasca-produksi. Keputusan ini, diakui oleh sutradara sendiri, merupakan sebuah kesalahan yang membuat film kehilangan atmosfer mencekamnya dan terlihat seperti video game murahan.
2. Zodiac (2007): David Fincher, sutradara perfeksionis di balik Zodiac, menggunakan CGI secara ekstensif, dari lanskap kota San Francisco era 1970-an hingga tetesan darah dalam adegan pembunuhan. Meskipun ia beralasan bahwa CGI darah memudahkan proses syuting, penggunaan CGI yang paling aneh justru ada pada tangan Robert Graysmith (Jake Gyllenhaal). Fincher menganggap tangan Gyllenhaal terlalu mulus, sehingga menambahkan bulu CGI di buku jarinya—hanya untuk beberapa detik close-up. Sebuah detail yang tak perlu dan dipertanyakan keefektifannya.
3. X-Men Origins: Wolverine (2009): Film asal-usul Wolverine ini justru dikenang karena CGI-nya yang buruk. Salah satu contohnya adalah adegan Logan mengeluarkan cakarnya di kamar mandi. Efek CGI cakarnya terlihat ringan, mengambang, dan tidak memiliki bobot, jauh dari kesan tajam dan berbahaya yang seharusnya. Meskipun Hugh Jackman pernah mengalami cedera karena cakar asli di film sebelumnya, apakah itu cukup menjadi alasan untuk menggantinya dengan versi digital yang terlihat seperti animasi anak-anak? Adegan ini menjadi bahan lelucon internet selama bertahun-tahun.
4. Halloween H20 (1998): Topeng Michael Myers merupakan elemen penting dalam franchise Halloween. Namun, dalam Halloween H20, tim produksi mengganti topeng yang telah digunakan selama syuting dengan versi baru dari Stan Winston karena merasa yang lama terlihat aneh. Sayangnya, satu adegan penting terlewat untuk pengambilan gambar ulang. Sebagai solusi, mereka menambahkan topeng baru menggunakan CGI. Hasilnya? Sebuah topeng digital yang terlihat seperti tempelan kartun yang mengambang di wajah aktor, menjadi salah satu elemen paling tak terlupakan (dalam artian buruk) dari film ini.
5. The Old Guard 2 (2025): Walaupun film ini mungkin telah tenggelam setelah rilis di Netflix, ada satu hal yang membuat penonton tercengang: wajah Charlize Theron. Selama 40 menit pertama, penampilannya normal. Namun, tiba-tiba, wajahnya berubah menjadi seperti versi render AI dari tahun 2000-an, menyerupai karakter dari game PlayStation. Yang membingungkan, adegan ini bukan kilas balik. Ternyata, film ini sebagian diambil pada tahun 2022 dan sisanya dua tahun kemudian. Tim produksi merasa wajah Theron berubah cukup signifikan sehingga memerlukan sentuhan digital, namun hasilnya justru menghancurkan konsistensi visual film.
Kesimpulannya, penggunaan CGI seharusnya mendukung cerita, bukan mengalihkan perhatian dari isi film. Penggunaan yang berlebihan atau tanpa alasan yang kuat justru dapat merusak momen penting dan menghilangkan kedalaman emosi. Dari contoh-contoh di atas, manakah yang menurut Anda paling mengganggu?
Ringkasan
Artikel ini membahas lima contoh penggunaan CGI yang buruk dalam beberapa film, di mana efek digital yang seharusnya meningkatkan kualitas justru merusak penampilan visual dan nuansa cerita. Contohnya termasuk The Thing (2011) yang mengganti efek praktis ikonik dengan CGI kaku, dan X-Men Origins: Wolverine (2009) yang menampilkan cakar Wolverine yang terlihat tidak realistis dan ringan.
Contoh lain meliputi penggunaan CGI yang berlebihan dan tidak perlu pada Zodiac (2007) untuk detail-detail kecil seperti bulu di tangan aktor, topeng CGI yang terlihat kartun di Halloween H20 (1998), dan perubahan wajah Charlize Theron yang aneh dan tidak konsisten di The Old Guard 2 (2025). Kesimpulannya, penggunaan CGI haruslah tepat guna dan mendukung alur cerita, bukan mengalihkan perhatian penonton.